Kekuasaan dan Penguasa Dalam Konsep Para Ilmuan

Tauhid Rububiyah adalah dasar keyakinan setiap muslim. Setiap muslim wajib meyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah swt satu-satuNya yang Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, Maha Pengatur, Maha Penguasa, Maha Pemilik, Maha Pemberi Syafa'at, Maha Pemberi bahaya, Maha Penghidup, Maha Pemati semua makhluk. Hanya Dialah satu-satuNya Rabbul 'Alamin.



Point ketiga pada Tauhid Rububiyah ialah keyakinan bahwa Allah swt satu-satuNya Maha Pengatur segala sesuatu. Point ini sesungguhnya, mencakup semua point setelahnya, yang merupakan penjelasan darinya. Karena keyakinan bahwa Allah swt Maha Pengatur bermakna bahwa Dia Maha Penguasa, Maha Pemilik terhadap semua yang diaturNya. Bentuk-bentuk pengaturan dan kekuasaanNya, antara lain bahwa Dialah yang memberi manfaat dan memberi bahaya. Hanya Dialah yang menghidupkan dan mematikan.

Keyakinan ini sangat penting untuk kita segarkan dalam diri kita. Keyakinan ini sangat besar implikasinya dalam prilaku keseharian kita. Karena kesungguhan kita beribadah kepada Allah, berbanding lurus dengan keyakinan Tauhid Rububiyah kita. Kesungguhan kita mendekat kepada Allah sesuai dengan keyakinan Tauhid Rububiyah kita.

Inilah salah satu jawaban dari kerisauan kita atas banyaknya umat Islam yang melalaikan shalat jamaah, shalat-shalat sunnah, tilawah al-Qur'an, dzikir dan do'a, jilbab (bagi wanita). Penyebabnya ialah : Lemahnya keyakinan mereka terhadap Tauhid Rububiyah! Itulah sebabnya, sehingga Tauhid Rububiyah ini penting dan prioritas untuk diperkuat dan diperdalam, diperbaharui dan disegarkan pada kepribadian setiap muslim. Karena Tauhid Rububiyah adalah motivator hakiki untuk ibadah dan amal shaleh.

Kiat yang efektif untuk meningkatkan keyakinan ialah renungan terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang dipadukan dengan realitas kehidupan.

1. Ayat-ayat al-Qur'an yang menerangkan bahwa Allah Maha Pengatur segala sesuatu:

قُل اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ.

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesunggunya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engaku masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (QS. Ali Imran : 26-27)

Ayat mulia ini mengajarkan kepada kita untuk berdo'a dengan ayat ini. Sebuah do'a yang menanamkan keyakinan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa satu-satuNya yang mengatur semua pangkat, kedudukan, kekuasaan dan kerajaan di dunia ini. Hanya Allah swt yang menentukan siapa pemenang pemilu, pemenang pilpres, pemenang pilkada, pemenang pilkades. Dialah yang menentukan siapa yang naik pangkatnya, siapa yang dimutasi, siapa yang dipecat, siapa yang di PHK, siapa yang dipenjara! Dialah Allah yang menentukan siapa yang lulus, siapa yang tidak lulus. Siapa yang diterima, siapa yang ditolak. Siapa yang dimuliakan dan siapa yang direndahkan. Kesimpulannya, Allah  Maha Kuasa atas segala-galanya.

2. Ayat al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Allah swt Maha Pemberi manfaat dam Maha Pemberi bahaya:

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى

كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hambaNya. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am : 17-18)

Ayat mulia ini sangat jelas menanamkan sebuah keyakinan bahwa Allah swt Maha Kuasa atas segalanya. Salah satunya ialah bila kita sakit, tidak ada yang dapat menyembuhkan kita, selain Allah . Itulah makna pernyataan Nabi Ibrahim swt:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِي

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku."

(QS. As-Syu'araa' : 80)

Demikian pula makna do'a Nabi Ayyub  ketika beliau sakit :

أَنِّي مَسَّنِي الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

".....Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS. Al-Anbiyaa' : 83)

3. Ayat al-Qur'an yang menanamkan keyakinan bahwa Allah swt Maha Pemberi manfaat:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْ اللَّهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah (datangnya).” (QS. An-Nahl : 53)

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لاَ تُحْصُوهَا

“......Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya....” (QS. Ibrahim : 34)

Ayat-ayat yang mulia ini tentu menanamkan keyakinan pada diri kita bahwa Allah swt sumber satu-satuNya semua nikmat, semua kesenangan, semua harta benda, semua yang ada pada kita, dan semua yang ada di dunia ini!

Ayat al-Qur'an yang memantapkan keyakinan bahwa Allah swt Dzat yang Maha mulia satu-satuNya yang menghidupkan dan mematikan:

لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يُحْيِ وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid : 2)

وَهُوَ الَّذِي أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ إِنَّ الإِنسَانَ لَكَفُورٌ

“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat menginkari nikmat.” (QS. Al-Hajj : 66)

Ayat-ayat mulia ini menanamkan keyakinan pada diri kita bahwa Allah swt Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Tidak ada sesuatu yang hidup melainkan Allah yang yang menghidupkannya. Dan tidak ada sesuatu yang mati melainkan Allah yang mematikannya. Kita tidak akan mati sebelum tiba waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula memajukannya.” (QS. Al-A’raaf : 34)

Renungan terhadap Ayat-ayat mulia tadi sangat sesuai dan sejalan dengan realitas alam semesta dan hidup keseharian kita. Sehingga keyakinan yang dingin ditanamkan oleh Ayat-ayat mulia ini bertemu dengan lahan subur yang senantiasa menanamkan pembuktian ayat-ayat Qauliyah (al-Qur'an) dengan ayat-ayat Kauniyah (alam semesta). Di sinilah pentingnya kita berfikir / tafakkur. Agar kita mempertemukan ayat-ayat al-Qur'an dengan realitas alam semesta dan realitas kehidupan, untuk menumbuhkan dan menyuburkan keyakinan Tauhid Rububiyah pada diri kita.


Bila Tauhid Rububiyah telah bersemi dalam dada, semangat ibadah pasti menggelora. Shalat jamaah di masjid terasa mudah, tilawah al-Qur'an nampak indah. Shalat-shalat sunnah begitu menyenangkan. Bahkan qiyamullail sangat membahagiakan. Dzikir dan do'a senantiasa menghiasi bibir dan membasahi lidah.

Alangkah indah kehidupan ini jika kita cinta kepada Allah swt. Alangkah nikmat kehidupan ini jika kita dekat dengan Allah swt. Kapan kiranya kita menyesal bila dalam sehari semalam kita tidak membuka al-Qur'an? Kapan kiranya kita merasa berdosa bila dalam sehari semalam kita kurang berdzikir? Kapan kita merasa kehilangan bila dalam semalam kita tidak shalat witir? Kapan kita bisa sampai pada tingkatan itu?

Keyakinan pada Tauhid Rububiyah inilah anak-anak tangga menuju tingkatan itu. Mari menapak anak-anak tangga keyakinan yang mulia ini. Lalu fastaqim (beristiqamahlah)!
Previous
Next Post »

Auto Like Facebook