Perjalanan Menuju Idahnya Bantimurung - The Kingdom of Butterfly

Pagi ini jam 08.00 kami sudah siap didepan hotel. Dengan berbekal kertas kecil berisikan arah angkot yang harus kami lalui dan sebuah peta, kamipun berangkat. Dari daerah Pantai Losari kami berangkat naik pete-pete Cendrawasih ke Sentral dan turun di MTC. Dengan ongkos perorang 2500 perorang perjalanan kami lanjutkan dengan angkot trayek Central – Sudiang menuju Terminal Sudiang. Perjalanan dari Central ke Sudiang cukup memakan waktu. Masing-masing kami harus membayar Rp 4.000. Di Sudiang, angkot menuju Bantimurung telah tersedia. Kami harus membayar Rp10.000 tapi kupikir Pak Sopir hanya memanfaatkan kami saja, mengingat kami semua disini adalah pendatang (harga sebenarnya adalah Rp. 8.000).


Tepat di Bantimurung, kami langsung ke Gua Mimpi yang berhadap-hadapan dengan Gua Istana. Karena panjang Gua Mimpi hanya 1,2 km. Kamipun memutuskan untuk mengeksplore gua ini. Di mulut gua kami disuguhi pemandangan batu alam yang menyerupai gajah. Memasuki mulut gua, pemandangan stalagtit dan stalagmit mulai memukau mata kami. Berbagai macam bentuk telah dihasilkan dari rembesan air di dinding-dinding kapur di dalam gua. Stalagmit yang masih muda terlihat seperti mentega yang mengeras, tetesan air dari atap gua membentuknya begitu indah. Ada pula stalagmit yang berkilauan bak permata tatkala ditempa sinar lampu senter yang samar-samar. Beberapa Stalagtit yang bergelantungan bahkan mengeluarkan nada-nada tertentu kalau dipukul. Ya, mirip gendang. Perjalanan menuruni gua sama susahnya dengan perjalanan menuju ke gua yang letaknya diatas bukit-bukit kapur ini. Beberapa turunan cukup licin karena rontokan batu-batu kecil di dasar tanah.


Untuk menuju ke Air Terjun Bantimurung, kami harus melewati ruas-ruas jalan kampung. Tidak terlalu jauh memang. Sesampai di air terjun, aku hanya menikmati sekelilingku yang banyak sekali dipenuhi anak-anak kecil. Sesuai rencana, aku tidak hendak mandi di sini. Tapi konon kurang afdol kalau belum merasakan dinginnya air di Bantimurung. Ternyata … kesegarannya yang menyentuh jari jemari kakiku, membuatku terbangun. Beberapa menit menikmati pemandangan air terjun, betul kata teman teman saya bahwa bantimurung objek wisata terbaik di sulawesi selatan kamipun segera pulang. Perjalanan pulang selalu terasa lebih cepat.
Previous
Next Post »

Auto Like Facebook