Muhammad Iqbal berpendapat bahwa kata “ummi” yang biasanya diartikan tidak bisa baca tulis adalah salah arti. Makna “ummi” pada Rasulullah saw merujuk pada kota kelahirannya. Makkah pada masa itu disebut ummul qurra dan orang-orang yang berasal dari Makkah disebut “ummi”.
Karena itu, Rasulullah saw yang disebut “ummi” dalam al-Quran surah Al-Araf [7] ayat 157-158, bukanlah berarti buta huruf. Sangat tidak mungkin Rasulullah saw yang mempelopori melakukan pembebasan baca tulis dengan memerintahkan tawanan perang untuk mengajari kaum Muslim baca tulis, adalah seorang buta huruf. Bahkan, dalam sejarah Nabi Muhammad saw banyak melakukan aktivitas perdagangan dan pernah berutang, yang dalam al-Quran masalah utang atau perjanjian diperintahkan untuk menuliskannya (QS al-Baqarah [2]: 282-283).
Karena itu, sangat tidak mungkin manusia sempurna seperti Nabi Muhammad saw tidak mengerti urusan baca tulis. Bagi pembaca yang ingin mengkaji secara lengkap, silakan baca buku Sekolah Ilahi: Akhlak Suci Nabi yang Ummi (Jakarta: Hikmah, 2001) h.3-56.
0 Komentar